Senin, 30 Maret 2015

SEJARAH DESA BALUNIJUK

Ditulis dalam rangka Pengabdian Pada Masyarakat desa Balunijuk 2014 
 
Dahulu desa Balunjuk merupakan bentangan hutan yang kondisi alamnya memiliki bukit   berada di sebelah selatan antara desa Kimak dan Baturusa. Dari desa Kimak,  perjalanan menuju Balujijuk ditempuh dengan jalan setapak melintasi hutan melalui sungai,  desa Limbung dan desa Jadabarin hingga di kawasan perbukitan hutan Jelutung.    Sedangkan tumbuhan yang banyak tumbuh berupa pohon seru, ulin, medang, meranti  terentang  enau, nira, duren, duku, cempedak, manggis, dll. Tdak jauh berbeda dengan hutan yang ada di Sumatera dan Kalimantan.  Pembukaan  hutan tersebut dipelopori oleh dua  tokoh masyarakat yang pemberani dari desa Kimak yaitu  akek Mail dan sahabatnya akek Sureh   diperkirakan antara  tahun 1910 sampai 1915 ladang yang baru dibuka tersebut  belum memungkinkan untuk dijadikan tempat pemukiman penduduk. Dimana pada waktu itu masih merupakan pondok (rumah kebun) yang dindingnya terbuat dari kulit kayu sedangkan atapnya terbuat dari  daun Rumbia. Pada waktu itu, kebun dan hutan merupakan sumber makanan, yang berlimpah untuk lauk mereka mendapatkan dengan cara berburu binatang seperti pelanduk (kancil), kijang, rusa, burung dll. Akeh Mail dan Akeh Sureh beserta teman-temannya setiap habis dari huma/hume (padi) setiap pagi dan sore mereka beramai-ramai mandi di Lelap yang letaknya takjauh dari jalan menuju desa Jadahbahrin.   Lama-kelamaan dari masyarakat seberang utara yaitu Kimak  berduyun-duyun mencoba membuka hutan tersebut untuk pertanian terutama padi Tugalan, Singkong, Ubi Jalar, Jagung dan palawija lainnya yang digunakan untuk kebutuhan makan sehar-hari. Pembukaan lahan sebagai pertanian kian berlanjut, kali ini dilakukan oleh tokoh masyarakat yang berasal dari Baturusa yaitu H. Satar, dan  H. Suleh,  yang membuka hutan disebelah timur menjelang tahun 1918. Rute yang dilalui oleh kelompok masyarakat yang berasal dari Baturusa ini, membuka jalan dari desa Pagarawan. 

Lama-kelamaan dua kelompok masyarakat ini membaur, sekarang ini bukti-bukti pembauran tersebut bila ditelusuru masih dapat ditemukan yaitu untuk kelompok masyarakat dari Kimak tokoh-tokohnya antara laih adalah: H. Sakni, H.Abdulah, H. Sahir, H.Yunus, Akek Pi’i, Akek Raye, dan Akek Mu’in. Anak dan keturunannya mendominasi pemukiman  tempat tinggal di dusun II dan dusun III. Sedangkan untuk masyarakat dusun I didominasi dari keturunan masyarakat yang berasal dari Baturusa. Kedua kelompok masyarakat ini hidup secara rukun berdampingan dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Sehingga pada perkembangannya kedua kelompok ini terjadi pembauran dan melahirkan generasi baru. Lama-kelamaan komunitas ini semakin bertambah sehingga berkembang menjadi perkampungan, sebelum menjadi desa pada tahun 1926 terbentuklah Kampung Baru  yang diketuai Oleh Mat Ali (menurut catatan kecamatan Baturusa), pada waktu itu penamaan masih beragam sebagian penduduk ada yang menamakan Sinar Bukit dan Kampung Bukit dibawah pemerintahan desa Baturusa. Setelah masa jabatan Mat Ali, ketua berikutnya adalah Abdul Rasak, Zamhur, Zarkum, dan yang terahir adalah Mustar Yakub.  
Tidak dapat dipungkiri lagi, dari pembauran kedua kelompok masyarakat tersebut kianlama-kian bertambah, hingga pada perkembangannya  begitu pesat, yang tadinya kampung  telah meningkat menjadi Desa yaitu desa Balunijuk yang resmi terbentuk pada Tanggal .....(menurut dokumen desa)  dikepalai oleh Abu Kasim sebagai Kades Pertama (Periode 1988-1993) berikutnya Suhaimi (Perode 1993-1999), Pjs.Kades Burhan (Periode1998-1999), Kades Abu Kasim ( Periode 1999-2004), Pjs.Kades Alinada (periode 2004-2005), Kades Ahmad Arifin (Periode 2005-2011 dan 2011-2017).
Desa Balunijuk terdiri dari tiga pedusunan yaitu Dusun I  memiliki wilayah dari Line Listrik PT.Timah sampai dengan drainase H.Ibrahim, untuk Dusun II  dari drainese H. Ibrahim sampai dengan  drainase H. Sulaiman, sedangkan Dusun III dari drainase H.Sulaiman sampai ke SPN untuk arah barat, untuk arah utara sampai dengan gerbang yang ada di depan Pesantren Jadabahrin dan sungai Baturusa.        
Penamaan desa Balunijuk Bukan tanpa alasan, mengingat setiap pagi dan sore kegiatan masyarakat  terpusat di Lelap untuk mandi dan mencuci pakaian seperti sudah menjadi tradisi yang  secara turun-temurun diwariskan oleh akek Mail dan sahabatnya akek Sureh. Di sekitar desa Balunjuk banyak terdapat Lelap (sumber mata air) yang sering dimanfaatkan untuk mandi, oleh  penduduk setempat menamakannya Lelap sebagai tempat pemandian yang dalam bahasa melayu Bangka disebut juga Munjang atau Rawa/ Paya/Paye (Sumatera), Sendang (Jawa),  Salah satunya adalah tempat lelap/munjang yang didekatnya memiliki pohon  Ulin   dan pohon Enau yang penduduk asli menamakannya pohon Ijuk.  Untuk menyebut tempat yang sering  didatangi setiap hari  sebagai tempat pemandian yang berada ditengah desa  itu penduduk  menyebutnya munjang yang  be-Ulin-Ijuk, kata” be “ dalam bahasa Bangka mempunyai makna  yang sama dengan “ber” dalam bahasa Indonesia yang  artinya mempunyai atau memiliki, bila disebutkan secara cepat, kata tersebut menjadi Beulinijuk yang lama kelamaan menjadi Balunijuk, sehingga memiliki arti dalam bahasa Bangka yang bertujuan untuk  (mengataka atau supaya mudah bila ada pertanyaan dari tetangga dimana beliau mandi atau menggarap ladang, membuka lahan di  lelap be-pohon ulin dan pohon ijuk).
Pendapat lain mengatakan bahwa Balunijuk berasal kata Bulin dan Ijuk yaitu pohon Bulin nama jenis kayu dalam bahasa melayu disebut juga kayu Ulin, atau kayu Unglen (bahasa daerah Sumatera). Sedangkan Ijuk Artinya  batang Aren dalam bahasa Melayu disebut juga pohon Enau kedua pohon tersebut berada di tengah lelap tempat pemandian penduduk setempat, dimana terdapat pohon kayu bulin yang sudah rebah/roboh, disitulah tumbuh pohon Ijuk. Sehingga dinamakan lelap Bulinijuk yang lama-kelamaan  menjadi kata Balunjuk (ADES,2013). 
Selain itu, ada yang berpendapat bahwa  Balunijuk merupakan jenis kayu yang memang tumbuh di lelap tersebut, konon kayu tersebut berdiameter lebih dari 1meter, namun sekarang ini jenis kayu tersebut sudah tidak adalagi di daerah ini (Balunijuk). Pernyataan ini bukan tanpa alasan mengingat di daerah Mendo (Payabenua) konon mengatakan sebagian masyarakat ada yang masih mengenali keberadaan dari jenis kayu ini.  
Lelap atau tempat pemandian tersebut   letaknya di tengah desa tepatnya 100 m arah barat dari simpang Jadabahrin atau  sebelah kiri jalan menuju desa Airduren . Sekarang ini kedua pohon tersebut sudah tidak ada lagi, hancur  dimakan usia. Seiirng dengan perkembangan zaman keberadaan munjang/lelap dengan luas 25 m2 merupakan tempat untuk melakukan aktfitas mandi dan mencuci pakaian, sehingga keberadaanya yang berada dipnggir jalan dirasa terlalu terbuka, kemudian pada sekitar tahun 2005 dibangunlah tembok semen mengellingi lelap tersebut. Selain itu juga di bangun sarana MCK yang diperuntukan bagi masyarakat. 
 Makna kata Balunijuk berasal dari kata  (be-Ulin-Ijuk) memiliki filosofi yang tinggi pada tatanan masyakat melayu, dimana kayu Ulin merupakan kayu  yang kuat dan kokoh, tak lapuk kar na hujan dan tak lekang karna panas, sedangkan Ijuk bersifat lurus berwarna hitam memiliki filosofi yang lurus dan rahasia/misteri. Awalan Be (bermakna memiliki ), sehingga bila disatukan Balunjuk memiliki arti kuat dan lurus. Kuat dalam hal pendirian gigih, pantang menyerah, tetap tegar dalam prinsip. Lurus memiliki makna selalu perpijak pada jalan yang lurus/benar tidak bertentangan dengan ajaran agama. Ijuk memiliki warna hitam, pada tradisi masyarakat melayu digunakan sebagai penunjuk untuk/dalam belajar dan atau membaca Al-Qur’an. Warna hitam menandakan suatu misteri atau rahasia Allah yang harus dibaca dan dipelajari, serta dipahami/diamalkan oleh manusia.     
 Jadi secara harfiah pada masyarakat Balunijuk  selalu  memiliki jiwa dan sifat yang tegar, berani, dan pantang menyerah, namun tetap memegang sendi-sendi ajaran agama yang kuat. Selain itu jiwa yang tertanam pada masyarakat Balunijuk merupakan jiwa yang mau belajar dan berusaha untuk membuka rahasia Allah melalui pendidikan dan ilmupengetahuan. 
Hal ini dibuktikan  dengan, di-era 80 hingga 90an banyaknya masyakat  Balunijuk yang mengirimkan pemuda-pemudinya untuk menempuh pendidikan agama di pesantren-pesantren baik di Sumatra, Jawa, bahkan  Kalimantan. Berdasarkan “Semangat Balunijuk” itulah yang dimiliki oleh para pemimpin dan pemuka adat serta tokoh masyarakat Balunijuk, sekarang ini telah berdiri  sarana pendidikan yang lengkap dari pendidkan usia dini (PAUD), SD, Pesantren, Perguruan Tinggi Universitas Bangka Belitung (UBB) bahkan Sekolah Polisi Negara (SPN) Air Buntet. Telah berdiri di desa Balunijuk. Jadi, tidak-lah berlebihan apabila Pemerintah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung   menetapkan Balunijuk sebagai daerah Pusat Pendidikan.  
Peletakan batu pertama pembangunan UBB
 

  Konon, masyarakat Balunijuk mulai menetap menjelang tahun 30an (perlu konfirmasi) hal ini ditandai dengan adanya arsitektur rumah panggung yang semua bagiannya terbuat dari kayu yang kini masih tersisa adalah rumah milik H. Pisah (mak Pisah) bangunan rumah Limas yang kental dipengaruh oleh arsitektur khas melayu  masih terlihat berdiri kokoh walaupun sudah tidak dihuni lagi.Merupakan bangunan yang cukup megah pada zamannya.   

 Arsitektur rumah tua lainnya dtemui di Balunijuk yaitu rumah kayu Pada bagian bawah (1m) terbuat dari semen, sedangkan bagian rangka hingga diding terbuat dari kayu. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada tahun 60an    Penduduk asli Balunijuk merupakan campuran keturunan dari desa  Kimak dan desa Baturusa   yang secara sengaja membuka lahan untuk tujuan berladang di Balunijuk. Lama kelamaan masyarakat    yang tadinya berladang di Balunijuk hingga akhirnya menetap. Kedatangan orang – orang tersebut bertujuan menggarap tanah untuk pertanian dan berladang. Jadi pada waktu itu pertanian jadi andalan.

Sampai saat ini (2014) diperkirakan masyarakat Balunijuk telah memasuki era-generasi ke-5. Seperti misalnya keturunan dari H. Satar dari Baturusa yang memiliki 7 orang anak yaitu Saidah, H. Wahid, Rofiah, Bujang Kalok, Juneid, Mawi, dan Suaibah salah satu cucu dari H.Satar ini yaitu  Hj.Halimah. (72) anak dari  Alm. Suaibah. Sedangkan Saidah (85)  dan Rofiah (87) masih sehat tetapi sudah mengalami kesulitan untuk berkomunikasi karna faktor usia.
 Hasil-hasil kebun berupa sayuran dan buah di-era 70an dipasarkan kepasar terdekat waktu itu Pasar Pangkalbalam (sekarang Pasar Rumput Pengkalbalam) dengan menggunakan transportasi jalan kaki atau sepeda. Pada era 80an kejayaan masyarakat Balunijuk mengandalkan hasil bumi berupa lada, nanas dan karet, dimana pada masa itu harga karet memilki nilai perbandingan tiga kalilipat dari harga beras. Melemahnya harga karet dan meningkatnya hama menyebabkan gagal panen lada menjadikan masyarakat balunjuk beralih ke pertanian sayuran.  Dengan perkembangan zaman lama-kelamaan pengiriman sayuran menggunakan mobil, penduduk setempat menyebutnya Oto. Pengiriman sayuran seperti sawi, kacangpanjang, terong, cabe, dll. Pernah mengalami masa keemasan di-era 2000an seiring dengan masa kejayaan Penambangan Timah Rakyat (Tambang- Inkovensional) atau TI. Pada masa itu pengiriman sayuran dilakukan keberbagai daerah di Bangka seperti Belinyu, Jebus, Muntok dan  Toboali.
Kuatnya ritual keagamaan yang melekat dimasyarakat Balunijuk  sampai sekarang yang merupakan acara-acara ritual budaya peninggalan nenek moyang sebagai bagian warisan budaya itu adalah warisan dari para alim ulama sebagai sumbernya, tapi juga memang dari tradisi nenek moyang itulah yang sekarang masih dilestarikan. Contohnya adalah Nganggung   yaitu membawa makanan yang terdiri dari nasi, sayur, lauk-pauk, dan buah yang dibawa ke masjid, surau atau mushollah/langgar dengan

 
 menggunakan  Dulang atau Bintang untuk dimakan bersama-sama. Nganggung umumnya  merupakan acara tradisi masyarakat Bangka “sepintu sedulang” yang dilakukan saat perayaan hari raya baik acara Idul Fitri maupun acara Idul Ad’ha. Tradisi nganggung diawali dengan membawa makanan  dari masng-masing  rumah menuju ke mushollah kemudian setelah terkumpul dilanjutkan dengan acara do’a sesuai dengan perayaannya, setelah pembacaan do’a makanan tersebut disantap bersama-sama. Suasana ikatan kebersamaan dan kekeluargaan tercermin dalam rasa nilai-nilai keagamaan yang kuat. Dengan nikmatnya lempa darat dan lempa kuning perlahan-lahan    sirnanya rasa lapar dan haus, tumbuh rasa senasip sepenangungan dan sepintu sedulang. 

Kentalnya tradisi keagamaan di Balunijuk ditunjukkan dengan adanya kegiatan nganggung yang tidakhanya dilakukan pada saat perayaan hariraya saja, melaikan juga pada peringatan maulid nabi Muhammad SAW, perayaan Satu Muharam, buka Puasa Enam (dilaksanakan pada  dua minggu dari Idul fitri ), dan nujuhari (hari ke-7 wafat). Khusus untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Balunijuk merayakannya dengan  Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW. Uniknya pada perayaan itu suasana desa

macet total dipenuhi oleh berbagai pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah seluruh Bangka perayaan yang unik dan cukup mewah terjadi pada masing-masing rumah dimana tersedia makanan dan minuman yang boleh dinkmati oleh siapa saja yang berkunjung baik dikenali ataupun tidak semua yang datang tetap disuguhi berbagai makanan. 

Keberadaan UBB sudah sepantasnya mendapatkan peranan yang besar dan dapat dirasakan oleh masyarakat Balunijuk  terbukti  salah satunya  dengan diwujudkanya  website desa Balunijuk yang dibuat oleh  dosen dan mahasiswa Jurusan teknik Elektro dan telah resmi diserah terimakan pada kepala desa pada tanggal 21 Januari 2014 , mengenang  100 tahun  Kampung Baru  atau  Kampung Sinar Bukit yang dirintis oleh akik  Mail dan akik Sureh .(http://balunijuk.desa.id  by MJI'2014)
    




Jumat, 20 Maret 2015

Penulisan Proposal Untuk Penelitian


BAB I
 PENDAHULUAN
1.  Latar belakang
Buatlah narasi secara umum mengenai judul yang akan anda ajukan. Penulisan latar belakang  diawali dengan aleniah baru yang ditandai dengan huruf pertama adalah huruf besar yang ditulis menyolok ke dalam sebanyak 6 ketukan atau ±1cm. Media penulisan ditulis dengan ukuran bagian atas 4 cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm dan kanan 3 cm. Halaman ditulis pada sudut kanan atas kecuali pada lembaran yang memuat bab penulisan halamannya ditulis pada kanan bawah.    Latar belakang berisi: perumusan masalah, keaslian penelitian dan Manfaat /faedah yang dapat diharapkan.

1.1  Permasalahan
 Memuat penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Kecuali itu, juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti itu dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.

1.2  Batasan Masalah
Memuat penjeasan ataupun bagian-bagian yang secara tegas digunakan dan atau dibahas dalam peneitian, baik berupa alat, bahan ataupun analisa yang digunakan.    

1.3  Keaslian penelitian
Dikemukakan dengan menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi belum pernah dipecahkan/dilakukan  oleh peneliti terdahulu atau dinyatakan dengan tegas beda penelitian ini dengan yang sudah pernah dilaksanakan oleh peneiti sebelumnya.

1.4  Manfaat Penelitian
Kemukanan yang dapat  diharapkan ialah faedah bagi usaha-usaha keberlanjutan sebagai suatu imlementasi dari tujuan yang dicapai atau nilai-nilai positif yang diperoleh dari tujuan penelitian tersebut.

2.  Tujuan Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai.Tujuan merupakan nilai-nilai yang didapatkan dan  merupakan hasil penelitian yang akan dicapai. Penulisan pada bagian ini dikemukakan dengan jelas dan dibuat secara berurutan dengan menggunakan huruf ataupun angka. Penggunaan simbol dalam penulisan poin-poin tujuan tidak diperkenankan.

3.  Sistematika Penuisan Laporan
Berisikan tentang Bagian–bagian kerangka  yang akan digunakan dalam pembuatan laporan hasi penelitian yang diusukan. Buat isi dari masing-masing bab yang  diuraikan secara singkat.  
Bab I Pendahuluan
Berisikan tentang (tulis secara singkat bagian-bagiannya).
Bab II Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori
Berisikan penelitian yang  tentang ..... dan Dasar Teori mengenai .... (Deskripsikan)  .
Bab III Metodologi Penelitian
Berisikan Tentang Bahan dan alat Penelitian beserta penjeasan tahapan penelitian yang diakukan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian mengenai pengukuran, perhitungan, grafis, Lakukan pembahasan 
mengenai data yang ditampilkan, buat perbandingan masing-masing data, 
sesuaikan dengan  tujuan yang akan dicapai, bandingkan hasil anda dengan beberapa 
 pustaka yang anda tinjau.
Bab V Simpulan dan Saran
Berisikan tentang ..... 


BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang telah dipublikasikan   (dapat diambil dari Laporan Kerja Praktek, Tugas Akhir, Skripsi, thesis atau jurnal ilmiah, dan prosiding   3 tahun terahir),  dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka minimal didukung oleh empat (4) judul penelitian terkini. Dalam penyajian ini, hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum terjawab/dilakukan  atau belum terpecahkan secara memuaskan. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan, sesuai yang tercantum pada daftar pustaka.

2.2  Landasan Teori
Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan merupakan teori yang mendasari penelitian tersebut,  memiliki hubungan dengan judul dan tujuan yang akan dicapai. Landasan teori disusun sendiri oleh mahasiswa sebagai tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti ( diambil dari buku teks  bukan bersumber pada laporan KP, skripsi, thesis, jurnal, prosiding, blog, dll). Dapat pula diambil dari beberapa matakuliah pendukung. Untuk Kerja Praktek Landasan teori dapat diambil dari struktur organisasi perusahaan yang berisikan tugas dan kewajiban masing-masing bagian, sedangkan untuk yang berasal dari buku teks sifatnya opsional. Pemberian gambar dan tabel pada bagian ini harus disertai dengan sumbernya dan harus sesuai dengan daftar pustaka. 
Penulisan persamaan harus mengacu pada buku teks yang penulisannya sebagai berikut :
P  = V.I                                                                                                         (1)
Untuk :
P = Daya Listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik ( Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
Penulisan gambar pada bagian ini harus disertai dengan penulisan sumber buku yang diacu.






Gambar 1. Merupakan gambar yang dikutib dari buku aslinya tidak diperkenankan menggunakan media  online. Ditulis dalam satu spasi (Jinten, 20014). 

Penulisan tabel pada bagian ini harus disertai dengan sumber tabel tersebut didapat dengan aturan penulisannya sebagai berikut.

 Tabel 1.  Bila harus memuat satu halaman tanpa memotongan. Bila judul tabel terlalu panjang maka penulisannya sama seperti penulisan judul gambar.
No.









      (sumber : Jeliteng, 2014)

2.3     Hipotesis.
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara atau simpulan sementara terhadap masalah yang dihadapi dan masih harus dibuktikan kebenarannya.

BAB III
 METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian atau cara penelitian mengandung uraian tentang: bahan atau materi penelitian, alat, jalannya (langkah atau tahapan) penelitian, variabel dan data yang akan dikumpulkan, dan analisis hasil.

3.1   Bahan atau materi penelitian
Dapat  berwujud populasi atau sampel, harus dikemukakan dengan jelas dan disebutkan sifat-sifat atau spesifikasi yang harus ditentukan. Bila didapatkan dari hasil pengukuran orang lain jelaskan berupa data apasaja dan waktu pengambilan data yang didapatkan.

3.2   Alat Penelitian
Alat yang dipakai untuk menjalankan penelitian harus diuraikan dengan jelas spesifikasi alat dan kalau perlu disertai dengan gambar dan keterangan-keterangan serta tujuannya. Mencantumkan peranti-peranti yang dipakai untuk melakukan pengolahan atau pemberian perlakuan terhadap bahan penelitian. Penulisan gambar pada Bab  ini tidak memerlukan sumber sebab merupakan hak cipta dari penulis.

3.3  Langkah Penelitian
Jalan (langkah, tahapan)  penelitian memuat uraian yang cukup terinci tentang cara melaksanakan penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, variabel yang akan dipelajari, model yang diusulkan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, Analisis yang akan digunakan. Buat dalam bentuk bagan alur  atau diagram balok dari penelitian yang diusulkan.

3.3.1  Variabel yang akan Dipelajari
Variabel yang akan dipelajari  dan data yang akan dikumpulkan, diuraikan dengan jelas, termasuk jenis kisarannya. Darimana data tersebut didapatkan dan berapa lama data, banyak data sehingga jelas terlihat  merupakan peubah dasar yang diamati.

3.2.1  Model yang Diusulkan
Merupakan rencana penelitian yang akan dilakukan jelaskan secara kongkrit prinsip kerja dan merupakan ide atau gagasan utama/ide cemerlang (state of the art) dapat berupa gambar, animasi, perhitungan maupun   program yang akan dibuat.

3.2.2  Rancangan Penelitian
Merupakan kerangka pemikiran yang mendukung keberhasilan tercapainya model yang diusulkan, memiliki keterkaitan dengan tinjauan pustaka dan teori dasar yang digunakan. Dapat disusun dengan contoh perhitungan yang ditampilkan secara sistematis.

3.2.3  Teknik Pengumpulan Data
Merupakan data yang didapat hasil olahan peneliti.   Jelaskan dengan tegas bagaimana data tersebut didapatkan, hasil pengukuran, hasil perhitungan, hasil wawancara, hasil survei  dan  bagaimana data tersebut didapatkan.

Tabel 2. Data yang akan  di dapatkan dari hasil pengukuran dan perhitungan
No.
Kecepatan putar
Tegangan
Arus
Daya  (Watt)
(rpm)
(Volt)
(Ampere)
Pengukuran
Perhitungan
0
1
2
3
4
5
1.





2.






3.2.4  Analisis yang Digunakan
Analisis hasil mencakup parameter dan merupakan tindakan lanjutan dari data yang yang akan didapat serta memiliki hubungan yang tegas terhadap  tujuan penelitian yang dilakukan. Penggunaan persamaan dalam melakukan analisa haruslah mengacu pada persamaan yang ada pada Bab II dengan menuliskan berdasarkan persamaan (persamaan yang diacu). Misalkan dengan mengacu pada persamaan (1) dan melakukan perhitungan melalui persamaan tersebut sehingga akan didapatkan daya seperti diperlihatkan pada Tabel 2. Kolom 5.   Analisa daya dilakukan sebagai perubahan putaran terhadap daya yang dihasilkan baik melalui  hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

BAB IV
 JADWAL PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Jelaskan dengan tegas mengenai tempat penelitian dan alokasi waktu penelitian yang diperlukan.

4.2  Jadwal Penelitian
Dalam jadwal penelitian ditunjukkan: tahap-tahap penelitian, rincian kegiatan pada setiap tahap dan waktu yang diperlukan dan memiliki target untuk melaksanakan setiap tahap. Jadual penelitian disajikan dalam bentuk matriks, yang terdiri dari No., kegiatan, Waktu ( Bulan ke..;Minggu ke...) dan Target.  

No.
1

Kegiatan
Waktu
Target (%)
Bulan ke -1
Bulan ke -2
Bulan ke -3
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.














2














3














4
















Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang ditulis   hanya memuat pustaka yang benar-benar diacu dalam penelitian tersebut, Pencantuman daftar pustaka yang fiktif (asesoris/Pelengkap) tidak diperkenankan. Penulisan daftar pustaka ada banyak style umumnya ada dua yaitu Vancouver-Style dan Harvard-Style mahasiswa dibebaskan untuk memilih versi mana yang akan digunakannya Sepanjang konsisten dalam penggunaanya. Vancouver-Style Penulis, Tahun, Judul, penerbit, dan  kota. Dalam usulan penelitian dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Penulisan daftar pustaka yang bersumber pada Blog sedapat mungkin dihindari, kecuali diketahui betul bahwa artikel pada Blog tersebut dibuat oleh orang yang berkompeten dibidangnya. Pengacuan tulisan pada blog yang ditulis oleh siswa ( SMU, SMP, SD) tidak diperkenankan.
  
Asy’ari, Hasyim.,Jatmiko., dan Aziz Ardiatmoko., 2012, Desain Generator Listrik Magnet Permanen Kecepatan Rendah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu(PLTB), Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 ( SNATI 2012) 15-16 Juni 2012, Yogyakarta.

Jati.,Dimas Waluyo . , Tejo Sukmadi , dan , Karnoto, (2010), Perancangan  Generator Fluks Aksial Putaran Rendah Magnet Permanenjenis Neodymium (Ndfeb) Dengan Variasi Celah Udara,  Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknik  Universitas Diponegoro Semarang.

Kingsley, Fitzgerald.,1990, Mesin-mesin Listrik, Edisi keempat Alihbahasa Umans Achyanto, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kristyanto, Rudyana.,  Perancangan Generator DC Magnet Permanen Barium Ferit Putaran Rendah Untuk Aplikasi Listrik Tenaga Angin Menggunakan Finite Element Methode Magnetics (FEMM) Software, digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate.../13788,  diakses 10 April 2013.
Rockis, Gary and Glen Mazur., 2001, Basic Permanent Magnet Generator,  Second Edition American Technical Publishers. Inc., New York.

Subekti, Ridwan Arif., Anjar Susatyo, dan Puji Irasari.,2011, Perancangan dan Analisis Prototip Unit Turbin Generator Tipe Submersible Skala Piko Hidro untuk Aplikasi pada Sungai Datar, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Bandung.

Young, DH and Roger A. Rfeedman., 1999, Fisika Universitas Jilid 2, Edisi kesepuluh alih bahasa Patursilaban, Penerbit Erlangga, Jakarta.

............., 2013, Pengukuran Kecepatan Angin wilayah Jawa-Barat, Dinas Kementrian Lingkungan hidup Jawa-Barat, Http/Lingkungan_Hidup@ jabar, diakses pada 05 Juni 2013.

Sumantri,Retno, Posting Rabu 20 Feb. 2013, Sistem Keamanan Rumah menggunakan Internet, Http//Sumantri-Retno.Blogspot.com., diakses pada 10 Maret 2014.  

Harvard-Style memuat aturan penulisan dalam kaidah urutan nomer dengan mengacu pada pustaka yang terlebih dahulu digunakan berikut contoh penulisannya:
[1]
Young, DH and Roger A. Rfeedman., 1999, Fisika Universitas Jilid 2, Edisi kesepuluh alih bahasa Patursilaban, Penerbit Erlangga, Jakarta.

[2]
Kingsley, Fitzgerald.,1990, Mesin-mesin Listrik, Edisi keempat Alihbahasa Umans Achyanto, Penerbit Erlangga, Jakarta.

[3]
Kristyanto, Rudyana.,  Perancangan Generator DC Magnet Permanen Barium Ferit Putaran Rendah Untuk Aplikasi Listrik Tenaga Angin Menggunakan Finite Element Methode Magnetics (FEMM) Software, digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate.../13788,  diakses 10 April 2013

[4]
Asy’ari, Hasyim.,Jatmiko., dan Aziz Ardiatmoko., 2012, Desain Generator Listrik Magnet Permanen Kecepatan Rendah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu(PLTB), Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 ( SNATI 2012) 15-16 Juni 2012, Yogyakarta.

[5]
Jati.,Dimas Waluyo . , Tejo Sukmadi , dan , Karnoto, (2010), Perancangan  Generator Fluks Aksial Putaran Rendah Magnet Permanenjenis Neodymium (Ndfeb) Dengan Variasi Celah Udara,  Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknik  Universitas Diponegoro Semarang.

[6]
............., 2013, Pengukuran Kecepatan Angin wilayah Jawa-Barat, Dinas Kementrian Lingkungan hidup Jawa-Barat, Http/Lingkungan_Hidup@ jabar, diakses pada 05 Juni 2013.
[7]
Sumantri,Retno, Posting Rabu 20 Feb. 2013, Sistem Keamanan Rumah menggunakan Internet, Http//Sumantri-Retno.Blogspot.com., diakses pada 10 Maret 2014.

Lampiran
Dalam lampiran (jika ada), terdapat keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian, misalnya kuesioner dan sifatnya melengkapi usulan penelitian. Lampiran dibuat apa bila data tersebut tidak dimunginkan untuk dimasukkan dalam isi tulisan. Misalnya tabel, spesifikasi, data pengukuran , gambar dll.Penyampaian lampiran harus disertai dengan judul lampiran dan disebutkan nomer lampiran tersebut. Untuk lampiran yang terdiri dari satu halaman lebih maka bila lampiran terdiri dari 3 halaman dapat ditulis :.
1.    Untuk halaman 1 : Lampiran 1   judul lampiran halaman 1 dari 3
2.    Untuk halaman 2 : Lampiran 1   judul lampiran   halaman 2 dari 3
3.    Untuk halaman 3 : Lampiran 1   judul lampiran  halaman 3 dari 3