Blog ini hanya untuk berbagi, silahkan anda baca, bila tidak sesuai abaikan saja, simple kan...
Kamis, 08 Oktober 2015
Senin, 30 Maret 2015
SEJARAH DESA BALUNIJUK
Ditulis dalam rangka Pengabdian Pada Masyarakat desa Balunijuk 2014
Dahulu
desa Balunjuk merupakan bentangan hutan yang kondisi alamnya memiliki bukit berada di sebelah selatan antara desa Kimak
dan Baturusa. Dari desa Kimak,
perjalanan menuju Balujijuk ditempuh dengan jalan setapak melintasi
hutan melalui sungai, desa Limbung dan
desa Jadabarin hingga di kawasan perbukitan hutan Jelutung. Sedangkan tumbuhan yang banyak tumbuh berupa
pohon seru, ulin, medang, meranti
terentang enau, nira, duren,
duku, cempedak, manggis, dll. Tdak jauh berbeda dengan hutan yang ada di
Sumatera dan Kalimantan. Pembukaan hutan tersebut dipelopori oleh dua tokoh masyarakat yang pemberani dari desa
Kimak yaitu akek Mail dan sahabatnya
akek Sureh diperkirakan antara tahun 1910 sampai 1915 ladang yang baru
dibuka tersebut belum memungkinkan untuk dijadikan tempat
pemukiman penduduk. Dimana pada waktu itu masih merupakan pondok (rumah kebun)
yang dindingnya terbuat dari kulit kayu sedangkan atapnya terbuat dari daun Rumbia. Pada waktu itu, kebun dan hutan
merupakan sumber makanan, yang berlimpah untuk lauk mereka mendapatkan dengan
cara berburu binatang seperti pelanduk (kancil), kijang, rusa, burung dll. Akeh
Mail dan Akeh Sureh beserta teman-temannya setiap habis dari huma/hume (padi)
setiap pagi dan sore mereka beramai-ramai mandi di Lelap yang letaknya takjauh
dari jalan menuju desa Jadahbahrin. Lama-kelamaan
dari masyarakat seberang utara yaitu Kimak berduyun-duyun mencoba membuka hutan tersebut
untuk pertanian terutama padi Tugalan, Singkong, Ubi Jalar, Jagung dan palawija
lainnya yang digunakan untuk kebutuhan makan sehar-hari. Pembukaan lahan
sebagai pertanian kian berlanjut, kali ini dilakukan oleh tokoh masyarakat yang
berasal dari Baturusa yaitu H. Satar, dan
H. Suleh, yang membuka hutan
disebelah timur menjelang tahun 1918. Rute yang dilalui oleh kelompok masyarakat
yang berasal dari Baturusa ini, membuka jalan dari desa Pagarawan.
Lama-kelamaan dua kelompok masyarakat ini membaur, sekarang
ini bukti-bukti pembauran tersebut bila ditelusuru masih dapat ditemukan yaitu
untuk kelompok masyarakat dari Kimak tokoh-tokohnya antara laih adalah: H.
Sakni, H.Abdulah, H. Sahir, H.Yunus, Akek Pi’i, Akek Raye, dan Akek Mu’in. Anak
dan keturunannya mendominasi pemukiman
tempat tinggal di dusun II dan dusun III. Sedangkan untuk masyarakat
dusun I didominasi dari keturunan masyarakat yang berasal dari Baturusa. Kedua
kelompok masyarakat ini hidup secara rukun berdampingan dan saling menghargai
satu dengan yang lainnya. Sehingga pada perkembangannya kedua kelompok ini
terjadi pembauran dan melahirkan generasi baru. Lama-kelamaan komunitas ini
semakin bertambah sehingga berkembang menjadi perkampungan, sebelum menjadi
desa pada tahun 1926 terbentuklah Kampung Baru
yang diketuai Oleh Mat Ali (menurut catatan kecamatan Baturusa), pada
waktu itu penamaan masih beragam sebagian penduduk ada yang menamakan Sinar
Bukit dan Kampung Bukit dibawah pemerintahan desa Baturusa. Setelah masa
jabatan Mat Ali, ketua berikutnya adalah Abdul Rasak, Zamhur, Zarkum, dan yang
terahir adalah Mustar Yakub.
Tidak dapat dipungkiri lagi, dari pembauran kedua kelompok
masyarakat tersebut kianlama-kian bertambah, hingga pada perkembangannya begitu pesat, yang tadinya kampung telah meningkat menjadi Desa yaitu desa
Balunijuk yang resmi terbentuk pada Tanggal .....(menurut dokumen desa)
dikepalai oleh Abu Kasim sebagai Kades Pertama (Periode 1988-1993)
berikutnya Suhaimi (Perode 1993-1999), Pjs.Kades Burhan (Periode1998-1999),
Kades Abu Kasim ( Periode 1999-2004), Pjs.Kades Alinada (periode 2004-2005),
Kades Ahmad Arifin (Periode 2005-2011 dan 2011-2017).
Desa Balunijuk terdiri dari tiga pedusunan yaitu Dusun
I memiliki wilayah dari Line Listrik
PT.Timah sampai dengan drainase H.Ibrahim, untuk Dusun II dari drainese H. Ibrahim sampai dengan drainase H. Sulaiman, sedangkan Dusun III
dari drainase H.Sulaiman sampai ke SPN untuk arah barat, untuk arah utara
sampai dengan gerbang yang ada di depan Pesantren Jadabahrin dan sungai
Baturusa.
Penamaan desa Balunijuk Bukan tanpa alasan, mengingat setiap
pagi dan sore kegiatan masyarakat
terpusat di Lelap untuk mandi dan mencuci pakaian seperti sudah menjadi
tradisi yang secara turun-temurun
diwariskan oleh akek Mail dan sahabatnya akek Sureh. Di sekitar desa Balunjuk
banyak terdapat Lelap (sumber mata air) yang sering dimanfaatkan untuk mandi,
oleh penduduk setempat menamakannya Lelap sebagai tempat pemandian yang
dalam bahasa melayu Bangka disebut juga Munjang
atau Rawa/ Paya/Paye (Sumatera), Sendang (Jawa), Salah satunya adalah tempat lelap/munjang yang
didekatnya memiliki pohon Ulin
dan pohon Enau yang penduduk asli
menamakannya pohon Ijuk. Untuk menyebut tempat yang sering didatangi setiap hari sebagai tempat pemandian yang berada ditengah
desa itu penduduk menyebutnya munjang yang be-Ulin-Ijuk, kata” be “ dalam bahasa Bangka
mempunyai makna yang sama dengan “ber”
dalam bahasa Indonesia yang artinya
mempunyai atau memiliki, bila disebutkan secara cepat, kata tersebut menjadi Beulinijuk yang lama kelamaan menjadi Balunijuk, sehingga memiliki arti dalam
bahasa Bangka yang bertujuan untuk (mengataka
atau supaya mudah bila ada pertanyaan dari tetangga dimana beliau mandi atau
menggarap ladang, membuka lahan di lelap
be-pohon ulin dan pohon ijuk).
Pendapat lain mengatakan bahwa Balunijuk berasal kata Bulin
dan Ijuk yaitu pohon Bulin nama jenis kayu dalam bahasa melayu disebut juga
kayu Ulin, atau kayu Unglen (bahasa daerah Sumatera). Sedangkan Ijuk
Artinya batang Aren dalam bahasa Melayu
disebut juga pohon Enau kedua pohon tersebut berada di tengah lelap tempat
pemandian penduduk setempat, dimana terdapat pohon kayu bulin yang sudah
rebah/roboh, disitulah tumbuh pohon Ijuk. Sehingga dinamakan lelap Bulinijuk
yang lama-kelamaan menjadi kata Balunjuk
(ADES,2013).
Selain itu, ada yang berpendapat bahwa Balunijuk merupakan jenis kayu yang memang
tumbuh di lelap tersebut, konon kayu tersebut berdiameter lebih dari 1meter,
namun sekarang ini jenis kayu tersebut sudah tidak adalagi di daerah ini
(Balunijuk). Pernyataan ini bukan tanpa alasan mengingat di daerah Mendo
(Payabenua) konon mengatakan sebagian masyarakat ada yang masih mengenali
keberadaan dari jenis kayu ini.
Lelap atau tempat pemandian tersebut letaknya di tengah desa tepatnya 100 m arah
barat dari simpang Jadabahrin atau
sebelah kiri jalan menuju desa Airduren . Sekarang ini kedua pohon
tersebut sudah tidak ada lagi, hancur
dimakan usia. Seiirng dengan perkembangan zaman keberadaan munjang/lelap
dengan luas 25 m2 merupakan tempat untuk melakukan aktfitas mandi
dan mencuci pakaian, sehingga keberadaanya yang berada dipnggir jalan dirasa
terlalu terbuka, kemudian pada sekitar tahun 2005 dibangunlah tembok semen
mengellingi lelap tersebut. Selain itu juga di bangun sarana MCK yang
diperuntukan bagi masyarakat.
Makna
kata Balunijuk berasal dari kata
(be-Ulin-Ijuk) memiliki filosofi yang tinggi pada tatanan masyakat
melayu, dimana kayu Ulin merupakan kayu
yang kuat dan kokoh, tak lapuk kar na hujan dan tak lekang karna panas,
sedangkan Ijuk bersifat lurus berwarna hitam memiliki filosofi yang lurus dan
rahasia/misteri. Awalan Be (bermakna memiliki ), sehingga bila disatukan
Balunjuk memiliki arti kuat dan lurus. Kuat dalam hal pendirian gigih, pantang
menyerah, tetap tegar dalam prinsip. Lurus memiliki makna selalu perpijak pada
jalan yang lurus/benar tidak bertentangan dengan ajaran agama. Ijuk memiliki
warna hitam, pada tradisi masyarakat melayu digunakan sebagai penunjuk
untuk/dalam belajar dan atau membaca Al-Qur’an. Warna hitam menandakan suatu
misteri atau rahasia Allah yang harus dibaca dan dipelajari, serta
dipahami/diamalkan oleh manusia.
Jadi secara harfiah pada masyarakat
Balunijuk selalu memiliki jiwa dan sifat yang tegar, berani,
dan pantang menyerah, namun tetap memegang sendi-sendi ajaran agama yang kuat.
Selain itu jiwa yang tertanam pada masyarakat Balunijuk merupakan jiwa yang mau
belajar dan berusaha untuk membuka rahasia Allah melalui pendidikan dan
ilmupengetahuan.
Hal
ini dibuktikan dengan, di-era 80 hingga
90an banyaknya masyakat Balunijuk yang
mengirimkan pemuda-pemudinya untuk menempuh pendidikan agama di
pesantren-pesantren baik di Sumatra, Jawa, bahkan Kalimantan. Berdasarkan “Semangat Balunijuk”
itulah yang dimiliki oleh para pemimpin dan pemuka adat serta tokoh masyarakat
Balunijuk, sekarang ini telah berdiri
sarana pendidikan yang lengkap dari pendidkan usia dini (PAUD), SD,
Pesantren, Perguruan Tinggi Universitas Bangka Belitung (UBB) bahkan Sekolah
Polisi Negara (SPN) Air Buntet. Telah berdiri di desa Balunijuk. Jadi,
tidak-lah berlebihan apabila Pemerintah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan Balunijuk sebagai daerah Pusat
Pendidikan.
Peletakan batu pertama pembangunan UBB
Konon, masyarakat
Balunijuk mulai menetap menjelang tahun 30an (perlu konfirmasi) hal ini
ditandai dengan adanya arsitektur rumah panggung yang semua bagiannya terbuat
dari kayu yang kini masih tersisa adalah rumah milik H. Pisah (mak Pisah)
bangunan rumah Limas yang kental dipengaruh oleh arsitektur khas melayu masih terlihat berdiri kokoh walaupun sudah
tidak dihuni lagi.Merupakan bangunan yang cukup megah pada zamannya.
Arsitektur
rumah tua lainnya dtemui di Balunijuk yaitu rumah kayu Pada bagian bawah (1m)
terbuat dari semen, sedangkan bagian rangka hingga diding terbuat dari kayu.
Bangunan ini diperkirakan dibangun pada tahun 60an Penduduk asli Balunijuk merupakan campuran
keturunan dari desa Kimak dan desa
Baturusa yang secara sengaja membuka
lahan untuk tujuan berladang di Balunijuk. Lama kelamaan masyarakat yang tadinya berladang di Balunijuk hingga
akhirnya menetap. Kedatangan orang – orang tersebut bertujuan menggarap tanah
untuk pertanian dan berladang. Jadi pada waktu itu pertanian jadi andalan.
Sampai
saat ini (2014) diperkirakan masyarakat Balunijuk telah memasuki era-generasi
ke-5. Seperti misalnya keturunan dari H. Satar dari Baturusa yang memiliki 7
orang anak yaitu Saidah, H. Wahid, Rofiah, Bujang Kalok, Juneid, Mawi, dan
Suaibah salah satu cucu dari H.Satar ini yaitu
Hj.Halimah. (72) anak dari Alm.
Suaibah. Sedangkan Saidah (85) dan
Rofiah (87) masih sehat tetapi sudah mengalami kesulitan untuk berkomunikasi
karna faktor usia.
Hasil-hasil kebun berupa sayuran dan buah
di-era 70an dipasarkan kepasar terdekat waktu itu Pasar Pangkalbalam (sekarang
Pasar Rumput Pengkalbalam) dengan menggunakan transportasi jalan kaki atau
sepeda. Pada era 80an kejayaan masyarakat Balunijuk mengandalkan hasil bumi
berupa lada, nanas dan karet, dimana pada masa itu harga karet memilki nilai
perbandingan tiga kalilipat dari harga beras. Melemahnya harga karet dan
meningkatnya hama menyebabkan gagal panen lada menjadikan masyarakat balunjuk
beralih ke pertanian sayuran. Dengan
perkembangan zaman lama-kelamaan pengiriman sayuran menggunakan mobil, penduduk
setempat menyebutnya Oto. Pengiriman sayuran seperti sawi, kacangpanjang,
terong, cabe, dll. Pernah mengalami masa keemasan di-era 2000an seiring dengan
masa kejayaan Penambangan Timah Rakyat (Tambang- Inkovensional) atau TI. Pada
masa itu pengiriman sayuran dilakukan keberbagai daerah di Bangka seperti
Belinyu, Jebus, Muntok dan Toboali.
Kuatnya ritual keagamaan yang melekat
dimasyarakat Balunijuk sampai sekarang
yang merupakan acara-acara ritual budaya peninggalan nenek moyang sebagai bagian
warisan budaya itu adalah warisan dari para alim ulama sebagai sumbernya, tapi
juga memang dari tradisi nenek moyang itulah yang sekarang masih dilestarikan.
Contohnya adalah Nganggung yaitu
membawa makanan yang terdiri dari nasi, sayur, lauk-pauk, dan buah yang dibawa
ke masjid, surau atau mushollah/langgar dengan
menggunakan Dulang atau Bintang untuk dimakan
bersama-sama. Nganggung umumnya merupakan
acara tradisi masyarakat Bangka “sepintu sedulang” yang dilakukan saat perayaan
hari raya baik acara Idul Fitri maupun acara Idul Ad’ha. Tradisi nganggung
diawali dengan membawa makanan dari
masng-masing rumah menuju ke mushollah
kemudian setelah terkumpul dilanjutkan dengan acara do’a sesuai dengan
perayaannya, setelah pembacaan do’a makanan tersebut disantap bersama-sama.
Suasana ikatan kebersamaan dan kekeluargaan tercermin dalam rasa nilai-nilai
keagamaan yang kuat. Dengan nikmatnya lempa darat dan lempa kuning
perlahan-lahan sirnanya rasa lapar dan
haus, tumbuh rasa senasip sepenangungan dan sepintu sedulang.
Kentalnya tradisi keagamaan di Balunijuk ditunjukkan
dengan adanya kegiatan nganggung yang tidakhanya dilakukan pada saat perayaan
hariraya saja, melaikan juga pada peringatan maulid nabi Muhammad SAW, perayaan
Satu Muharam, buka Puasa Enam (dilaksanakan pada dua minggu dari Idul fitri ), dan nujuhari
(hari ke-7 wafat). Khusus untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Masyarakat
Balunijuk merayakannya dengan Hari Raya
Maulid Nabi Muhammad SAW. Uniknya pada perayaan itu suasana desa
macet total dipenuhi oleh berbagai pengunjung yang berdatangan
dari berbagai daerah seluruh Bangka perayaan yang unik dan cukup mewah terjadi
pada masing-masing rumah dimana tersedia makanan dan minuman yang boleh
dinkmati oleh siapa saja yang berkunjung baik dikenali ataupun tidak semua yang
datang tetap disuguhi berbagai makanan.
Keberadaan UBB sudah sepantasnya mendapatkan peranan yang besar dan dapat dirasakan oleh masyarakat Balunijuk terbukti salah satunya dengan diwujudkanya website desa Balunijuk yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa Jurusan teknik Elektro dan telah resmi diserah terimakan pada kepala desa pada tanggal 21 Januari 2014 , mengenang 100 tahun Kampung Baru atau Kampung Sinar Bukit yang dirintis oleh akik Mail dan akik Sureh .(http://balunijuk.desa.id by MJI'2014)
Sabtu, 21 Maret 2015
Jumat, 20 Maret 2015
Penulisan Proposal Untuk Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Buatlah
narasi secara umum mengenai judul yang akan anda ajukan. Penulisan latar
belakang diawali dengan aleniah baru
yang ditandai dengan huruf pertama adalah huruf besar yang ditulis menyolok ke
dalam sebanyak 6 ketukan atau ±1cm. Media penulisan ditulis dengan ukuran
bagian atas 4 cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm dan kanan 3 cm. Halaman ditulis pada
sudut kanan atas kecuali pada lembaran yang memuat bab penulisan halamannya
ditulis pada kanan bawah. Latar belakang berisi: perumusan masalah, keaslian penelitian
dan Manfaat /faedah yang dapat
diharapkan.
1.1 Permasalahan
Memuat penjelasan mengenai alasan
mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik,
penting dan perlu diteliti. Kecuali itu, juga diuraikan kedudukan masalah yang
akan diteliti itu dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.
1.2 Batasan Masalah
Memuat penjeasan
ataupun bagian-bagian yang secara tegas digunakan dan atau dibahas dalam peneitian,
baik berupa alat, bahan ataupun analisa yang digunakan.
1.3 Keaslian
penelitian
Dikemukakan dengan menunjukkan bahwa
masalah yang dihadapi belum pernah dipecahkan/dilakukan oleh peneliti terdahulu atau dinyatakan dengan
tegas beda penelitian ini dengan yang sudah pernah dilaksanakan oleh peneiti
sebelumnya.
1.4 Manfaat
Penelitian
Kemukanan yang dapat diharapkan ialah faedah bagi usaha-usaha
keberlanjutan sebagai suatu imlementasi dari tujuan yang dicapai atau
nilai-nilai positif yang diperoleh dari tujuan penelitian tersebut.
2. Tujuan
Penelitian
Dalam bagian
ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai.Tujuan merupakan
nilai-nilai yang didapatkan dan
merupakan hasil penelitian yang akan dicapai. Penulisan pada bagian ini
dikemukakan dengan jelas dan dibuat secara berurutan dengan menggunakan huruf
ataupun angka. Penggunaan simbol dalam penulisan poin-poin tujuan tidak
diperkenankan.
3.
Sistematika
Penuisan Laporan
Berisikan tentang Bagian–bagian
kerangka yang akan digunakan dalam pembuatan
laporan hasi penelitian yang diusukan. Buat isi dari masing-masing bab yang diuraikan secara singkat.
Bab I Pendahuluan
Berisikan tentang (tulis secara singkat bagian-bagiannya).
Bab II Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori
Berisikan penelitian yang tentang ..... dan Dasar Teori mengenai .... (Deskripsikan) .
Bab III Metodologi Penelitian
Berisikan Tentang Bahan dan alat Penelitian beserta
penjeasan tahapan penelitian yang diakukan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil
penelitian mengenai pengukuran, perhitungan, grafis, Lakukan pembahasan
mengenai data yang ditampilkan, buat perbandingan masing-masing data,
sesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, bandingkan hasil anda dengan beberapa
pustaka yang anda tinjau.
mengenai data yang ditampilkan, buat perbandingan masing-masing data,
sesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, bandingkan hasil anda dengan beberapa
pustaka yang anda tinjau.
Bab V
Simpulan dan Saran
Berisikan
tentang .....
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Tinjauan
Pustaka
Tinjauan
pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang didapat oleh peneliti
terdahulu yang telah
dipublikasikan (dapat diambil dari Laporan Kerja Praktek,
Tugas Akhir, Skripsi, thesis
atau jurnal ilmiah, dan prosiding 3 tahun terahir),
dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka
minimal didukung oleh empat (4) judul penelitian terkini. Dalam penyajian ini,
hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum
terjawab/dilakukan atau belum
terpecahkan secara memuaskan. Fakta-fakta
yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang dipakai
harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan, sesuai
yang tercantum pada daftar pustaka.
2.2 Landasan
Teori
Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan merupakan teori
yang mendasari penelitian tersebut,
memiliki hubungan dengan judul dan tujuan yang akan dicapai. Landasan teori disusun
sendiri oleh mahasiswa sebagai tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan
untuk merumuskan hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif,
model matematis atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang
ilmu yang diteliti ( diambil dari buku teks
bukan bersumber pada
laporan KP, skripsi, thesis, jurnal, prosiding, blog, dll). Dapat pula diambil dari
beberapa matakuliah pendukung. Untuk Kerja Praktek Landasan teori dapat diambil
dari struktur organisasi perusahaan yang berisikan tugas dan kewajiban
masing-masing bagian, sedangkan untuk yang berasal dari buku teks sifatnya
opsional. Pemberian gambar dan tabel pada bagian ini harus disertai
dengan sumbernya dan harus sesuai dengan daftar pustaka.
Penulisan
persamaan harus mengacu pada buku teks yang penulisannya sebagai berikut :
P = V.I
(1)
Untuk
:
P =
Daya Listrik (Watt)
V =
Tegangan Listrik ( Volt)
I =
Arus Listrik (Ampere)
Penulisan
gambar pada bagian ini harus disertai dengan penulisan sumber buku yang diacu.
Gambar
1. Merupakan gambar yang dikutib dari buku aslinya tidak diperkenankan
menggunakan media online. Ditulis dalam
satu spasi (Jinten, 20014).
Penulisan tabel
pada bagian ini harus disertai dengan sumber tabel tersebut didapat dengan
aturan penulisannya sebagai berikut.
Tabel 1. Bila harus memuat satu halaman tanpa
memotongan. Bila judul tabel terlalu panjang maka penulisannya sama seperti
penulisan judul gambar.
No.
|
||||
(sumber : Jeliteng, 2014)
2.3 Hipotesis.
Hipotesis
memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan
pustaka dan merupakan jawaban sementara atau simpulan sementara terhadap masalah yang dihadapi dan
masih harus dibuktikan kebenarannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian atau cara penelitian mengandung uraian tentang: bahan atau materi
penelitian, alat, jalannya (langkah atau tahapan) penelitian, variabel dan data
yang akan dikumpulkan, dan analisis hasil.
3.1 Bahan
atau materi penelitian
Dapat
berwujud populasi atau sampel, harus
dikemukakan dengan jelas dan disebutkan sifat-sifat atau spesifikasi yang harus
ditentukan. Bila didapatkan dari hasil pengukuran orang lain jelaskan berupa data apasaja
dan waktu pengambilan data yang didapatkan.
3.2 Alat Penelitian
Alat yang dipakai untuk menjalankan
penelitian harus diuraikan dengan jelas spesifikasi alat dan kalau perlu
disertai dengan gambar dan keterangan-keterangan serta tujuannya. Mencantumkan
peranti-peranti yang dipakai untuk melakukan pengolahan atau pemberian
perlakuan terhadap bahan penelitian. Penulisan gambar pada Bab ini tidak memerlukan sumber sebab merupakan
hak cipta dari penulis.
3.3 Langkah Penelitian
Jalan (langkah,
tahapan) penelitian memuat uraian yang
cukup terinci tentang cara melaksanakan penelitian yang terdiri dari
tempat dan waktu penelitian, variabel yang akan dipelajari, model yang
diusulkan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, Analisis yang akan
digunakan. Buat dalam bentuk bagan alur atau diagram balok dari penelitian yang
diusulkan.
3.3.1 Variabel yang akan
Dipelajari
Variabel yang
akan dipelajari dan data yang akan dikumpulkan, diuraikan
dengan jelas, termasuk jenis kisarannya. Darimana data tersebut didapatkan dan berapa lama data,
banyak data sehingga jelas terlihat merupakan peubah dasar yang diamati.
3.2.1 Model yang
Diusulkan
Merupakan
rencana penelitian yang akan dilakukan jelaskan secara kongkrit prinsip kerja
dan merupakan ide atau gagasan utama/ide cemerlang (state of the art) dapat berupa gambar, animasi, perhitungan maupun program yang akan dibuat.
3.2.2 Rancangan
Penelitian
Merupakan kerangka pemikiran yang
mendukung keberhasilan tercapainya model yang diusulkan, memiliki keterkaitan
dengan tinjauan pustaka dan teori dasar yang digunakan. Dapat disusun dengan
contoh perhitungan yang ditampilkan secara sistematis.
3.2.3 Teknik Pengumpulan
Data
Merupakan data yang didapat hasil
olahan peneliti. Jelaskan dengan tegas
bagaimana data tersebut didapatkan, hasil pengukuran, hasil perhitungan, hasil
wawancara, hasil survei dan bagaimana data tersebut didapatkan.
Tabel 2. Data yang akan di dapatkan dari hasil pengukuran dan
perhitungan
No.
|
Kecepatan putar
|
Tegangan
|
Arus
|
Daya (Watt)
|
|
(rpm)
|
(Volt)
|
(Ampere)
|
Pengukuran
|
Perhitungan
|
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1.
|
|||||
2.
|
3.2.4 Analisis yang
Digunakan
Analisis
hasil mencakup parameter dan merupakan tindakan lanjutan dari data yang yang akan didapat serta
memiliki hubungan yang tegas terhadap tujuan penelitian yang dilakukan. Penggunaan
persamaan dalam melakukan analisa haruslah mengacu pada persamaan yang ada pada
Bab II dengan menuliskan berdasarkan persamaan (persamaan yang diacu). Misalkan
dengan mengacu pada persamaan (1) dan melakukan perhitungan melalui persamaan
tersebut sehingga akan didapatkan daya seperti diperlihatkan pada Tabel 2.
Kolom 5. Analisa daya dilakukan sebagai perubahan
putaran terhadap daya yang dihasilkan baik melalui hasil pengukuran dan hasil perhitungan.
BAB IV
JADWAL PENELITIAN
4.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Jelaskan dengan
tegas mengenai tempat penelitian dan alokasi waktu penelitian yang diperlukan.
4.2 Jadwal Penelitian
Dalam jadwal penelitian ditunjukkan:
tahap-tahap penelitian, rincian kegiatan pada setiap tahap dan waktu yang
diperlukan dan memiliki target
untuk melaksanakan setiap tahap. Jadual penelitian disajikan dalam bentuk
matriks, yang terdiri dari No., kegiatan, Waktu ( Bulan ke..;Minggu ke...) dan
Target.
No.
1
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Target (%)
|
|||||||||||
Bulan ke -1
|
Bulan ke -2
|
Bulan ke -3
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
||||||||||||||
2
|
||||||||||||||
3
|
||||||||||||||
4
|
Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang ditulis hanya memuat pustaka yang benar-benar diacu
dalam penelitian tersebut, Pencantuman daftar pustaka yang fiktif
(asesoris/Pelengkap) tidak diperkenankan. Penulisan daftar pustaka ada banyak style umumnya ada dua yaitu Vancouver-Style dan Harvard-Style mahasiswa
dibebaskan untuk memilih versi mana yang akan digunakannya Sepanjang konsisten
dalam penggunaanya. Vancouver-Style Penulis,
Tahun, Judul, penerbit, dan kota. Dalam usulan penelitian dan
disusun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Penulisan daftar
pustaka yang bersumber pada Blog sedapat mungkin dihindari, kecuali diketahui betul
bahwa artikel pada Blog tersebut dibuat oleh orang yang berkompeten dibidangnya.
Pengacuan tulisan pada blog yang ditulis oleh siswa ( SMU, SMP, SD) tidak
diperkenankan.
Asy’ari, Hasyim.,Jatmiko., dan Aziz Ardiatmoko., 2012, Desain Generator Listrik Magnet Permanen
Kecepatan Rendah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu(PLTB),
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 ( SNATI 2012) 15-16 Juni
2012, Yogyakarta.
Jati.,Dimas Waluyo . , Tejo Sukmadi , dan , Karnoto, (2010), Perancangan
Generator Fluks Aksial Putaran Rendah Magnet Permanenjenis Neodymium
(Ndfeb) Dengan Variasi Celah Udara, Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Kingsley, Fitzgerald.,1990, Mesin-mesin
Listrik, Edisi keempat Alihbahasa Umans Achyanto, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Kristyanto, Rudyana., Perancangan Generator
DC Magnet Permanen Barium Ferit Putaran Rendah Untuk Aplikasi Listrik Tenaga
Angin Menggunakan Finite Element Methode Magnetics (FEMM) Software,
digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate.../13788,
diakses 10 April 2013.
Rockis, Gary and Glen Mazur., 2001, Basic Permanent Magnet Generator,
Second Edition American Technical Publishers. Inc., New York.
Subekti, Ridwan Arif., Anjar Susatyo, dan Puji
Irasari.,2011, Perancangan dan Analisis
Prototip Unit Turbin Generator Tipe Submersible Skala Piko Hidro untuk Aplikasi
pada Sungai Datar, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI,
Bandung.
Young, DH and Roger A. Rfeedman., 1999, Fisika Universitas Jilid 2, Edisi
kesepuluh alih bahasa Patursilaban, Penerbit Erlangga, Jakarta.
............., 2013, Pengukuran Kecepatan Angin wilayah Jawa-Barat, Dinas Kementrian
Lingkungan hidup Jawa-Barat, Http/Lingkungan_Hidup@ jabar, diakses pada 05 Juni
2013.
Sumantri,Retno, Posting Rabu 20 Feb.
2013, Sistem Keamanan Rumah menggunakan
Internet, Http//Sumantri-Retno.Blogspot.com., diakses pada 10 Maret 2014.
Harvard-Style memuat aturan penulisan dalam kaidah urutan nomer dengan
mengacu pada pustaka yang terlebih dahulu digunakan berikut contoh penulisannya:
[1]
|
Young, DH and Roger A. Rfeedman., 1999, Fisika Universitas Jilid 2, Edisi
kesepuluh alih bahasa Patursilaban, Penerbit Erlangga, Jakarta.
|
[2]
|
Kingsley,
Fitzgerald.,1990, Mesin-mesin Listrik,
Edisi keempat Alihbahasa Umans Achyanto, Penerbit Erlangga, Jakarta.
|
[3]
|
Kristyanto,
Rudyana., Perancangan
Generator DC Magnet Permanen Barium Ferit Putaran Rendah Untuk Aplikasi
Listrik Tenaga Angin Menggunakan Finite Element Methode Magnetics (FEMM)
Software,
digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate.../13788,
diakses 10 April 2013
|
[4]
|
Asy’ari,
Hasyim.,Jatmiko., dan Aziz Ardiatmoko., 2012, Desain Generator Listrik Magnet Permanen Kecepatan Rendah untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau Bayu(PLTB), Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi 2012 ( SNATI 2012) 15-16 Juni 2012, Yogyakarta.
|
[5]
|
Jati.,Dimas Waluyo . , Tejo Sukmadi , dan , Karnoto,
(2010), Perancangan Generator Fluks Aksial Putaran Rendah
Magnet Permanenjenis Neodymium (Ndfeb) Dengan Variasi Celah Udara, Jurusan Teknik Elektro , Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
Semarang.
|
[6]
|
............., 2013, Pengukuran Kecepatan Angin
wilayah Jawa-Barat, Dinas Kementrian Lingkungan hidup Jawa-Barat,
Http/Lingkungan_Hidup@ jabar, diakses pada 05 Juni 2013.
|
[7]
|
Sumantri,Retno, Posting Rabu 20 Feb.
2013, Sistem Keamanan Rumah menggunakan
Internet, Http//Sumantri-Retno.Blogspot.com., diakses pada 10 Maret 2014.
|
Lampiran
Dalam lampiran
(jika ada), terdapat keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan
penelitian, misalnya kuesioner dan sifatnya melengkapi usulan penelitian. Lampiran dibuat
apa bila data tersebut tidak dimunginkan untuk dimasukkan dalam isi tulisan.
Misalnya tabel, spesifikasi, data pengukuran , gambar dll.Penyampaian lampiran
harus disertai dengan judul lampiran dan disebutkan nomer lampiran tersebut.
Untuk lampiran yang terdiri dari satu halaman lebih maka bila lampiran terdiri
dari 3 halaman dapat ditulis :.
1.
Untuk halaman 1 : Lampiran 1 judul lampiran halaman 1 dari 3
2.
Untuk halaman 2 : Lampiran 1 judul lampiran halaman 2 dari 3
3.
Untuk halaman 3 : Lampiran 1 judul lampiran halaman 3 dari 3
Langganan:
Postingan (Atom)